Masyarakat ‘Puasa’ Makan Tahu-Tempe, Perajin Setop Produksi Hari Ini

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengonfirmasi mogok produksi perajin tahu-tempe akibat kenaikan harga kedelai mulai hari ini Senin (21/2) sampai dengan 23 Februari 2022.

“Ya jadi kalau untuk tiga hari ini langka, selanjutnya bakal ada lagi. Setelah mogoknya,” ujar Aip.

Aip mengatakan bahwa mulai hari ini, di pasar mungkin terjadi kelangkaan atau bahkan tidak ada perdagangan tahu dan tempe dan distribusi pun terganggu.

“Terganggu, iya. Dampaknya masyarakat tidak bisa beli tempe tahu dan kita juga tidak produksi jadi tidak ada pemasokkan. Tapi memang harus dilakukan, betul,” lanjutnya.

Handoko, perajin tahu-tempe Jakarta Barat yang sudah berproduksi tahu tempe sejak 1992 di perumahan Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti) Semanan juga mengatakan hal yang sama.

“Ya kemarin tahu tempe memang produksi, kalau hari ini memang enggak pegang tempe ya. Nggak ada aktivitas pedagangan tempe karena kita sepakat mogok tiga hari,” kata Handoko.

Ia mengatakan produsen maupun masyarakat harus sama-sama puasa tempe-tahu sebagai bentuk keprihatinan dan menginformasikan kepada para konsumen bahwa harga tahu-tempe akan naik mengingat harga bahan baku juga naik.

‘Kita kan sama pedagang begini, kita merugi, tiga hari puasa enggak apa-apa, tapi ini bentuk prihatin. Namanya kita mogok, nah otomatis kan kita korbannya. Berkorban supaya diketahui umum, supaya masyarakat umum tahu bahwa tempe itu kedelainya mahal ya otomatis setelah mogok itu ada perubahan harga ya,” imbuh dia.

Perubahan harga yang dimaksud Handoko berkisar sekitar 20 persen, dengan tempe mengalami kenaikan dari Rp5.000 menjadi Rp6.000 di harga pasar.

Handoko dan sejumlah produsen tahu-tempe menuntut pemerintah bergerak menangani tata niaga dari harga produksi tahu tempe yang meningkat akibat harga kedelai impor yang naik.

“Kita minta supaya pemerintah secepatnya bertindak, terutama Presiden Jokowi kan suka tempe semua. Tempe kan makanan khas Indonesia. Masa ada permasalahan gini aja enggak bisa mengatasi enggak mungkin,” tandas Handoko.

Related posts