Rupiah Gagah Perkasa di Rp14.299, Ditopang Surplus Neraca Dagang

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.299,5 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (15/2) sore. Mata uang Garuda menguat 26,5 poin atau 0,19 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.326 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.292 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.338 per dolar AS.

Lalu, mata uang di Asia terpantau kompak menguat. Yen Jepang naik 0,01 persen, dolar Singapura bertambah 0,06 persen, rupee Indoa menguat 0,17 persen, yuan China naik 0,15 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen, dan bath Thailand naik 0,35 persen.

Sedangkan dolar Hong Kong turun 0,02 persen, won Korea Selatan minus 0,35 persen, dan pero Filipina melemah 0,04 persen.

Senada, mayoritas mata uang di negara maju turut menguat. Terpantau, euro Eropa turun 0,25 persen, poundsterling Inggris naik 0,23 persen, dolar Australia naik 0,31 persen, dan dolar Kanada bertambah 0,12 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut kenaikan rupiah ditopang oleh dua sentimen positif dalam negeri. Pertama, surplus neraca dagang US$930 juta pada Januari 2022.

Kedua, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal IV 2021 yang mencapai US$415,1 miliar atau turun dari posisi kuartal sebelumnya yang sebesar US$424 miliar.

Sedangkan sentimen luar negeri berasal dari pejabat Federal Reserve AS, The Fed, yang berdebat tentang seberapa agresif menaikkan suku bunga yang akan datang pada pertemuan Maret nanti.

“Presiden Fed St Louis James Bullard, yang menyerukan kenaikan besar 50 basis poin pada minggu sebelumnya, mengulangi seruan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat pada Senin,” ujar Ibrahim lewat rilis, Selasa (15/2).

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah dibuka berfluktuasi, namun ditutup menguat dalam rentang Rp14.270-Rp14.300 per dolar AS.

Related posts